Kepolisian Daerah Jawa Barat melakukan
berbagai tindakan preemptif dan preventif secara maksimal untuk mengantisipasi
gangguan terorisme menjelang Pemilu, sehingga pesta demokrasi lima tahunan
berjalan kondusif.
Kapolda Jabar Mochamad Iriawan
mengatakan langkah tersebut diantaranya melakukan kerjasama dengan tiga pilar
yaitu Babinsa, Kamtibmas, dan Kepala Desa, untuk pengamanan jelang Pemilu.
“Kami dengan Babinsa sudah satu
suara untuk bisa mengantisipasi masuknya teroris di wilayah hukum Polda Jabar,”
ujarnya, Selasa (11/2/2014).
Ia mengatakan pihaknya sudah
mengarahkan kepada Babin Kamtibmas yang ada di tiap-tiap wilayah desa ataupun kelurahan
agar mengetahui orang masuk yang baru dan mencurigakan. Bahkan di Polres
Bandung, kata dia, pihaknya sudah memerintahkan bahwa untuk satu RW dijaga satu
polisi.
Tindakan preventif untuk
mengantisipasi terorisme jelang Pemilu juga dilakukan Kepolisian Daerah Bali. Untuk
mengantisipasi terorisme Polda Bali bekerja sama dengan Kodam IX/Udayana dan
Pemerintah Daerah Bali memberlakukan 1x24 jam bagi tamu.
“Kita tidak boleh lengah. Kita
betul-betul harus waspada terhadap ancaman teroris, karena mereka itu hadir ke
Bali kita tidak tahu mereka aktifitasnya apa. Untuk itu kita kerjasama dengan
Kodam (IX/Udayana) dan Pemerintah Daerah Bali,” kata Kapolda Bali, Irjen Polisi
Albertus Julius Benny Mokalu, Denpasar, Rabu (12/2/2014).
Ia mengatakan jika ada orang yang
bertamu lebih dari 1/24 jam maka diwajibkan melapor kepada petugas lingkungan
untuk antisipasi adanya orang tak dikenal yang akan melakukan tindakan
kriminal. Dengan pemberlakuan sistem seperti ini diyakini bisa mempermudah
untuk memonitor. Apalagi di setiap desa adat sudah memiliki petugas keamanan
adat yaitu pecalang. Jadi pecalang lah yang nantinya menjadi garis depan
keamanan lingkungan masing-masing.
“Kita memberlakukan 1 kali 24 jam
untuk tamu. Itu paling mudah untuk memonitor kegiatan-kegiatan penduduk
pendatang. Misalkan di satu desa muncul orang yang mencurigakan, mungkin
prilakunya aneh, para pecalang bisa mengawasi,” tegasnya.
Kepolisian melakukan pola kunci
ketat terutama pintu masuk Bali seperti Pelabuhan Gilimanuk, Benoa dan Padang
Bai. Bahkan patroli polisi air juga diintensifkan untuk memantau perairan Bali
dari orang dan barang yang masuk ilegal. Sementara untuk ketertiban penduduk, polisi
melakukan kerjasama dengan desa adat dan catatan sipil di wilayah
kabupaten/kota di Bali dan akan sering
dilakukan razia KTP dan Kipem bagi penduduk pendatang.
Sumber: Pikiran Rakyat, Jaring
News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar