Badan Intelijen Negara (BIN)
mencium ada indikasi kelompok radikal akan memanfaatkan momentum Pemilu 2014
sebagai ajang dendam.
"Beberapa temuan juga mengindikasikan
ada kelompok-kelompok radikal yang bermaksud melaksanakan aksi-aksi terorisme
terkait dengan pelaksanaan Pemilu," kata Kepala Badan Intelijen Negara
(BIN), Marciano Norman saat memaparkan materinya dalam Rapat Koordinasi
Nasional Pemantapan Pemilu Anggota DPR DPD dan DPRD Tahun 2014 di Gedung
Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2014).
Marciano mengatakan kelompok
radikal yang berafiliasi dengan jaringan pelaku terorisme kini aktif
menyuarakan penolakan penyelengaraan Pemilu, menyuarakan isu-isu sara, isu-isu
ketidakadilan, pembelaan kelompok termajinalkan dan lain-lain.
"Mereka aktif menyuarakan
penolakan penyelengaraan pemilu," ujarnya.
Menurut dia hal tersebut sebagai
dampak dari keberhasilan penindakan terorisme yang dilakukan aparat kepolisian
dimana para pelakunya ada yang berhasil ditangkap atau tewas saat disergap.
"(Hal itu) terindikasi
memicu niatan balas dendam di kalangan kelompok radikal pada momentum
pelaksanaan Pemilu yang akan datang," katanya.
Permasalahan pemilu akan semakin
kompleks dengan adanya gerakan-gerakan yang menganggap bahwa Pemilu tidak sah.
Tentu hal tersebut dipicu dari ketidakpuasan atau tidak terakomodir
eksistensinya secara politik baik di dalam sistem yang berlaku saat ini maupun setelah
Pemilu mendatang.
"Kompleksitas permasalahan
yang dihadapi pun semakin bertambah dengan adanya gerakan-gerakan untuk
mendelegitimasi keadaan Pemilu itu sendiri oleh pihak-pihak yang diantaranya
ditenggarai bertendesi tidak puas atau khawatir tidak terakomodir eksistensinya
secara politik," ucap Marciano.
Sumber: Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar