Laman

Rabu, 15 Januari 2014

15 Januari 1974 – Peristiwa Malari Meletus di Jakarta



Malari adalah kependekan dari malapetaka 15 Januari 1974. Jakarta membara saat itu. Aksi damai mahasiswa berubah menjadi kerusuhan masal. Tepat pada hari kedatangan PM Jepang Tanaka Kakuei, mahasiswa se-Indonesia melakukan aksi bersama di Universitas Trisakti Jakarta. Jepang saat itu dianggap memeras ekonomi Indonesia karena mengambil lebih dari 53% ekspor (71% di antaranya berupa minyak) dan memasok 29% impor Indonesia. Selain itu investasi jepang dinilai membunuh pengusaha-pengusaha kecil pribumi.
Tanpa disangka oleh mahasiswa, di sudut lain ibu kota muncul kerusuhan masal. Pertokoan dan perkantoran di Pasar Senen dan Harmoni dibakar dan dijarah oleh massa. Korban jiwa berjatuhan. Total terdapat 11 korban jiwa, 75 luka berat, ratusan luka ringan, 775 orang ditahan, 807 mobil dan 187 motor dibakar, 160 kg emas raib.
Akibat Peristiwa Malari, para pemimpin mahasiswa ditangkap, antara lain Hariman Siregar, Sjahrir dan lain-lain. Selain itu lembaga Asisten Pribadi Presiden ditiadakan. Panglima Kopkamtib Jenderal Soemitro mengundurkan diri dan jabatan dipegang langsung oleh presiden. Letjend Soetopo Joewono digantikan Mayjend Yoga Soegama sebagai Kepala Bakin. Beberapa media cetak dibredel.
Jenderal Ali Moertopo menuduh eks PSII dan Masyumi mendalangi peristiwa tersebut. Tetapi dalam persidangan aktivis mahasiswa, tuduhan itu tidak bisa dibuktikan. Muncul pula dugaan lain bahwa sebenarnya Ali Moertopo dengan CSIS-nya yang mendalangi peristiwa tersebut untuk menyudutkan kelompok mahasiswa. Yang pasti, hingga kini tidak pernah terungkap aktor yang mendalangi Malari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar