Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengatakan, radikalisme terbentuk
salah satunya karena merasa paling paham terhadap ajaran agama. Akibatnya
mereka menghakimi dan menghabiskan orang-orang yang tak sepaham dengan
mengatasnamakan perintah Tuhan.
"Kelompok itu merasa paling
benar dan kelompok yang akan masuk surga, sedangkan kelompok lainnya adalah
sesat atau kafir," kata Ansyaad Mbai dalam wisuda STAI Aljawami di Aula
STIA LAN Jatinangor, Sabtu (15/2/2014).
Menurut Ansyaad Mbai, dari penelusuran
aliran-aliran pemahaman agama di Mesir dan Yaman yang kerap menjadi rujukan
Muslimin Indonesia mendapatkan gambaran kesalahpahaman itu.
"Hasilnya ada dua paham yang
meresahkan dan menyesatkan yakni tafkiri dan tafjiri. Tafkiri yakni faham
mengafirkan orang-orang yang tak sefaham, sedangkan tafjiri adalah perilaku
kekerasan malah dengan bom karena merasa diperintah Tuhan," katanya.
Bom bunuh diri mengatasnamakan
jihad, kata Ansyaad, merupakan tindakan yang keliru dalam memahami Islam.
"Orang-orang itu belum selesai dalam mengaji Alquran karena hanya
mendengarkan pengajian ayat-ayat yang bernada kemarahan. Padahal, di dalam
Alquran itu lebih banyak ayat tentang perdamaian dan kesejahteraan,"
katanya.
Sumber: Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar