Laman

Rabu, 22 Januari 2014

22 Januari 1905 – Tragedi Minggu Berdarah Rusia



Pemimpin Kristen ortodoks, George Gapon mengorganisir lebih dari seratus ribu massa untuk melakukan aksi damai di jalanan kota Saint Petersburg pada hari Minggu 22 Januari 1905. Aksi ini digelar untuk menyampaikan petisi kepada Tsar Nicholas II. Petisi itu tidak bertujuan politis yaitu melengserkan  raja dari kursinya, namun memprotes gaya hidup keluarga kerajaan yang hedonis di tengah penderitaan rakyat.

Demikian petikan petisi tersebut, “Hai Tuan, kami penduduk St Petersburg datang kepada Anda penguasa kita, dalam rangka mencari keadilan dan perlindungan Kami. Kami tertindas dan terbebani dengan pekerjaan, dihina, dan tidak dipandang sebagai manusia tetapi sebagai budak. Kematian akan lebih baik bagi kami daripada derita berkepanjangan. Kami di sini mencari pertolongan. Jangan menolak untuk membantu kami.”

Namun aksi yang awalnya berlangsung damai tiba-tiba ricuh. Pasukan kerajaan yang berusaha membendung laju massa melepas tembakan ke arah demonstran. Dalam tempo singkat, ratusan orang terkapar tak bernyawa. Tragedi ini populer dengan sebutan “Bloody Sunday“.

Kelompok revolusioner memanfaatkan situasi ini untuk memprovokasi rakyat. Dihembuskan isu bahwa jumlah korban meninggal mencapai ribuan. Banyak korban yang dibuang oleh pasukan kerajaan di malam hari. Isu tersebut berhembus kencang dan memicu kemarahan rakyat. Pemogokan buruh terjadi di seluruh negeri. Para petani menyerang rumah tuan tanah mereka. Sistem transportasi terhenti. Revolusi Rusia pun meledak sejak saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar