Mustahar adalah nama lahir Pangeran Diponegoro,
putra sulung Hamengkubuwono III, raja Mataram di Yogyakarta, dari seorang garwa
ampeyan (selir/istri non permaisuri). Adapun nama kecilnya adalah Raden Mas
Ontowiryo.
Diponegoro menolak keinginan ayahnya untuk
diangkat sebagai raja lantaran ibunya bukanlah permaisuri. Ia lebih tertarik
pada kehidupan keagamaan dan merakyat. Perlawanan Diponegoro terhadap
pemerintah kolonial Belanda berawal ketika pihak Belanda memasang patok di
tanah milik leluhur Diponegoro di Tegalrejo. Sebenarnya itu adalah puncak dari
kemarahan perilaku Belanda yang arogan, tidak menghargai adat istiadat, dan
mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.
Saat itu, Diponegoro menyatakan bahwa
perlawanannya adalah perang sabil menghadapi kaum kafir. Selama perang ini
kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden.
Karena itu berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro.
Akhirnya pada 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan
Diponegoro di Magelang. Di sana, ia menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan
syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar hingga maut menjemputnya di
pengasingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar